Duisternis

Never feel alone...

Juni 25, 2009

"anak lelaki itu harus bisa main bola, jika tidak susahlah pergaulannya"

diketik oleh si vigar duisternis |

Sejak kecil saya memang tidak memiliki konsep bahwa anak pria harus menyukai sepakbola. Agak sedikit malu untuk mengakui, bahwa sebenarnya saya tidak memiliki ketertarikan terhadap hal" yang berbau 'sangat pria' tapi tolong jangan disalahartikan dengan menganggap bahwa saya menyenangi hal" yang berbau 'sangat wanita' apalagi 'wanita yang sangat berbau' (*garing!!!!).

Pada dasarnya saya justru menyukai hal" yang bersifat di antaranya... pokoknya sesuatu yang di "tengah" pasti saya suka... :) Teringat perkataan kakak saya yang saat itu sudah kelas 2 SMP dan saya masih duduk di kelas 5 SD, "anak lelaki itu harus bisa main bola, jika tidak susahlah pergaulannya". Saya tidak terlalu mengerti apa maksudnya, sehingga akhirnya saya masa' bodoh terhadap dunia persepakbolaan. Bahkan pada saat itu saya tidak tahu bedanya Maradona dan Madonna... Benar-benar parah memang.

Dari SD menuju SMP kemudian menuju SMA,,, mulai terrasalah nasehat abang tersayangku itu,,, setiap ada kegiatan olah raga yang berbau 'sepak bola' otakku sering berpikir untuk memikirkan alasan yang tepat untuk menghindar. Tentu saja alasannya harus variatif untuk tiap waktunya. Bahkan beberapa kali sempat hendak bertengkar gara" tak mau bermain sepak bola... Tapi ya,,, resiko itu harus aku tanggung. Setelah keluar SMA dan menuju dunia perkuliahan yang orang bilang "benar-benar bebas" sedikitnya memberikan saya pencerahan bahwa ke-anti-an saya terhadap sepakbola tidak perlu lagi dikhawatirkan. Tak luput memang dunia kampus dari sepak bola, banyak kegiatan yang melibatkan sepak bola di dalamnya,,, pikirku mahasiswa dalam satu angkatan di jurusan ada 70 lebih dan setengahnya adalah pria, jadi apa yang perlu dikhawatirkan dengan sepak bola??? Toh, cukup mengambil 15 dari 35 orang sudah cukup untuk membentuk tim sepakbola. Itu jika kasusnya kompetisi bola dalam skala keseluruhan kampus... Namun jika skalanya diperkecil menjadi satu jurusan saja,,, wah... tiap kelas mesti ngirim satu tim, dan dalam satu kelas hanya ada 12 orang pria...

Awalnya saya pikir, tenang saja karena hanya diperlukan 5 orang untuk membentuk satu tim futsal,,, (bentar 5 atau 6 ya????) intinya, kalau saya tidak ikutpun tak jadi masalah. Namun ternyata, dari 12 orang pria dalam satu kelas, kadang 5 - 7 di antaranya memiliki kesibukan organisasi dan lain2. artinya, saya tetap harus datang juga. Namun karena sudah terlatih dari SMP-SMA (berlatih berkelit supaya tidak terlibat, maksudnya) akhirnya saya bisa melewati masa2 sulit tersebut. hehehe... *berhasil!!!!

"Sepandai-pandainya tupai melompat, pasti akan jatuh juga" begitu pula dengan sang tupai yang terus melompat untuk menghindari sepak bola (baca; futsal) yang satu ini. Tak mungkin juga kalau selama tiga tahun kuliah di Politeknik saya sama sekali tak pernah mengikuti sepak bola,,, akhirnya sesekali di acara yang tidak terlalu penting dan kompetitif saya coba ikut.. Tapi ternyata justru tim menjadi lebih solid jika kekurangan satu posisi daripada posisi itu harus diisi saya... Damn!!! Sebegitu burukkah aku... Dan sejak itu,, saya berpikir untuk sebisa mungkin menghindar dari sepak bola.

Jika ada ajakan untuk bermain bola di kampus,, sejuta satu alasan siap diluncurkan untuk menghindar.. dan rasio keberhasilan yang didapat cukup besar (buah pengalaman smenjak smp). Namun masalah tetap saja muncul, mungkin jika ajakan itu berasal dari kampus akan ada alasan" yang dikeluarkan, dan akhirnya saya pulang ke kost. Dalam hal ini tempat kost berperan sebagai tempat pelarian. Dan masalah lain muncul jika ajakan itu justru datang dari anak" kost... Waduh,, lari kemana saya sekarang???? dan akhirnya mau tak mau saya ikut juga. Itu pun atas dorongan beberapa teman yang mengaku bahwa mereka juga tidak menyukai sepakbola. Dengan begitu moral saya sedikit meningkat walaupun berharap diposisikan cadangan. Sekalipun akhirnya teman2 senasibku tersebut berubah menjadi menyukai sepakbola karena didukung fisik yang mumpuni sehingga secara alami mereka bisa berfungsi dalam team.

Akhirnya saya sendiri lagi ,,,,,, Cerita berlanjut sampai sekarang saya bekerja di salah satu perusahaan yang notabene dominasi pria benar2 kental. Pria indentik dengan olah raga, dan olah raga identik pula dengan sepak bola. Oh ma Dieur....... lagi lagi sepakbola.... Dalam dunia pekerjaan, sebagai seorang newcomer/fresh gaduate,,, approach dengan orang2 lama mutlak harus dikuasai. Dan metode approach itu tidak melulu tentang dunia kerja,,, dunia pribadi yang tidak terlalu mendalam juga kadang perlu di jelajahi, termasuk kesenangan para kebanyakan pria terhadap sepak bola. Sebetulnya entah siapa yang mencetuskan, bahwa sering diadakan acara sepakbola antar team kerja. Akhirnya masalah itu datang kembali,,, bahkan disadari atau tidak disadari,,, saya yang sudah terkenal "anti sepak bola" (karena sering berkelit,, kebiasaan lama) merasakan akibatnya. Dengan tidak mengikuti kegiatan2 tersebut,, kesempatan untuk approach terhenti saat topik bahasan melenceng ke arah sepak bola.

Karir terasa agak terhambat saat atasan menyuruh saya ikut main bola dengan nada seolah 'memerintah'. Ahhh...... Hari ini pun ada satu kegiatan terlewati,,,, parahnya hanya ada 3 orang yang tadi ikut dari team ku... Sudah tentu saya akan menjadi kambing abu-abu (tidak mutlak hitam) atas kejadian tersebut saat nanti bertemu di tempat kerja... Waduh,, langkah approach di dunia kerja ternyata tidak mudah... Football ><>< tolong dihapuskan saja ,,, hehehe

4 komentar:

La Triste Femme mengatakan...

siip,, siip,,
akuh juga setujuh sepak loba itu bukan permainankuh,,,
beuh, mw nulis apa???

>>>oh, ternyata vigar g suka sepak bola y,,, baru ku sadariiiii,,,, heuheu,,
viva berenang!!!! viva berenang!!!

(geje mode:ON)

vigar duisternis mengatakan...

Setuju... berenang... berenang...
haha

Vadley mengatakan...

Hahaha!!
Football!!

Ya... I don't like that!!!

Kenapa mereka menginginkan sebuah bola ketika mereka sanggup membeli sebuah ferary alpha??
Ugh..

Foot ball... (*&^%$%^&*&(*&^$%$E$^&

Anonim mengatakan...

said

hahaha ....
sudahlah tak apa,semuanya tergantung selera. saya juga ga suka sama sepakbola,gara garanya saya suka ngerasa minder di antara temen temen....

ngapain sih ngerebutin 1 bola sama banyak orang?padahl tinggal beli aja bola masing masing biar ga rebutan
hehe

Subscribe