Duisternis

Never feel alone...

diketik oleh si vigar duisternis |

"kembali terulang!!!!!!"
Terasa masih tersimpan segar di kepala saya bersoliloquy bahwa saya menyukai berada dalam tekanan. Tekanan membuat saya tambah dewasa....
tapi ternyata, Tuhan mendengar percakapan itu dan mengabulkannya hari ini. Hari ini aku melakukan kesalahan yang sama!!! Bahkan kesalahan ini telah memaksaku untuk menjilat ludah sendiri... it's okay kamu bikin salah, tapi keledai bodoh sekalipun tidak akan jatuh pada lubang yang sama. Lantas?? binatang buruk apakah yang pantas digambarkan jika saya jatuh pada lubang yang sama tiga kali.... ya [t] [i] [g] [a] kali!!!!!!!!!
Apa yang terjadi sore ini membawa saya kembali ke masa kelam di masa lalu.. Berjalan sendiri di jalan tanpa tujuan, berdiri di atas marka jalan di mana lalu lintas sangat cepat seperti kijang dikejar harimau betina yang kelaparan, tapi saya hanya diam di antaranya... Hal yang baru saya sukai hari ini:: berdiri melihat sekeliling di tengah jalan. Tanpa khawatir tersenggol ataupun tertabrak. Pikiran yang memang kurang waras... Tapi entah kenapa saya menyukainya...
Seolah ada tujuan yang jelas, saya menentukan satu tempat yang saya kunjungi,,, tanpa tahu apa yang saya cari. Sekalipun akhirnya sadar bahwa makanan terakhir yang saya makan adalah sekotak nasi goreng di jam 2 pagi... dan sekarang sudah hampir jam delapan malam. 
"Makan" seolah bukan hal utama lagi malam ini. Saya hanya ingin melewati esok hari tanpa harus menjalaninya. Aku tak tahu dan takut tahu apa yang akan terjadi esok hari akibat tindakan tadi sore... Bahkan jika Tuhan memberikan satu kesempatan yang lebih berharga untuk satu permintaan, saya ingin :: menghapus hari ini. Dan jika memang Tuhan harus menawar dengan hanya memberikan satu jam yang bisa saya hapus:: saya minta jam 2 siang sampai jam 3.
bahkan jika Tuhan masih menawar menjadi hanya satu menit bahkan satu detik pun, saya masih bisa sangat berterima kasih. Karena satu detik itu akan merubah hidup saya hari ini dan (mungkin) selamanya.

Waktu akhirnya yang berkuasa kali ini,,, pukul sembilan lebih memaksaku kembali ke rumah, padahal,,, seandainya bisa. ingin saya habiskan seluruh malam ini di tengah marka jalan. Seperti gelandangan yang tidak punya hasrat dan masalah tentang kehidupan.
 Nikotin kembali menjadi teman untuk malam ini, sama seperti beberapa waktu lalu. Nikotin begitu melekat dalam satu waktu. walaupun kita berdua bisa berpisah seperti kawan lama yang suatu saat bisa saja kembali kapan saja. Dan kini teman itu datang mengunjungiku...
Tak banyak yang kulakukan dengan sahabatku itu, duduk dan mendengar nyanyian sahabat lama saya yang lain. Musik keras yang saya beri nama "severite", lagu yang saya benci dalam keadaan sober. Justru menjadi sahabat dalam keadaan ini.
Pikiran sadar saya yang jauh berada di bawah mengatakan dengan keras bahwa yang terjadi semua ini adalah kebohongan gigantis dari apa yang orang pikir tentang diriku.
Semua orang yang saya kenal menganggap saya sebagai sosok lelaki muda yang tidak memiliki masalah dan tak bermasalah. Justru hal ini lah yang menurut diri saya sebagai kebohongan gigantis yang sebenarnya. Ayah-ibuku tak tahu apa yang aku lakukan di depan punggung mereka... Teman-teman yang saya kenal bahkan tak tahu apa dan siapa sebetulnya diri saya,, padahal dengan bangga kadang mereka mengumbar kata "sahabat", "sodar", "teman" bahkan "kakak"....

~~~Saya hanya bisa tertawa~~~

September 16, 2009

"i (don't) found my piece of heaven the day that i found you (yet)"

diketik oleh si vigar duisternis |

Dengan sadar, kedua mata saya mengoptimalkan kemampuan sudutnya untuk melihat indikator waktu di ujung kanan bawah layar komputer, dan di sana tertera tulisan 02:55 AM. Tanpa berpikir terlalu lama, otak saya sudah bisa menjelaskan dengan gamblang bahwa saya telah menghabiskan waktu 6 jam di depan komputer, tanpa tidur... ya, tanpa tidur. Seandainya tanpa ada kesadaran harus bergegas menyantap sahur pagi ini, tentu waktu akan berjalan lebih lama dihabiskan di depan komputer. Berharap bahwa jam tadi melakukan kesalahan, segera jam di telepon genggam saya lirik untuk memastikan, dan hasilnya memang keliru, 02:43 tertera di sana. Sialan, komputer ini menipuku sebanyak 12 menit!!! Untuk lebih memastikan siapakah yang melakukan penipuan, komputer atau telepon genggam, akhirnya kulakukan usaha lebih besar untuk menengok 180 derajat ke atas tempat tidur. Jam tangan di atas tempat tidur  pun menunjukkan waktu 03:10, dan sekaligus memberikan kesimpulan bahwa ketiga dari mereka telah melakukan penipuan besar-besaran milenium ini.
Dengan langkah gontai kelelahan begadang seperti habis berperang, akhirnya kaki-kaki ini melangkah menuju ruang tengah untuk menyantap sahur ala kadarnya, sepotong ayam goreng dengan nasi, beberapa gelas air dan satu cangkir teh manis.  "Alhamdulillah," ucap syukur pertama saya hari ini.

Santap sahur hanya menghabiskan kurang dari 30 menit, oke.. anggaplah pembulatan ke atas sehingga hasilnya menjadi 30 menit. Artinya, saya hanya menghabiskan 30/360 dari waktu online saya, atau angka sederhananya adalah 0.08333333..... Singkat sekali!!!

Sehabis santap sahur, rasa lelah akibat online berganti menjadi rasa lelah bercampur sebah sehabis makan. Tak bisa tidur dan tidak boleh tidur, sebelum adzan subuh dan sholat subuh pastinya. Sesekali, ku alihkan acara televisi. Ruben Onsu,, ahhhh kenapa Ruben Onsu, Olga  dan Sule yang harus menjadi ikon dua tahun belakangan ini. Tak ada siaran sepagi ini yang cukup bagus untuk dilihat, kalaupun ada kualitas gambar tidak mendukungnya. Akhirnya, lagi-lagi kamar tidur menjadi tempat transit saya.
Beberapa saat saya melihat ke langit-langit kamar yang sudah hampir satu tahun saya tempati. Dan kembali saya hitung jumlah kotak di atas langit-langit itu, lima belas jumlahnya... masih sama seperti saya hitung untuk pertama kali. 

Setelah selesai menghitung langit-langit, kupalingkan kepala ke arah meja komputer dan berusaha menahan diri untuk tidak menyalakan tombol on/off. Akhirnya untuk mengalahkan itu, buku "The Host" yang terakhir saya dapatkan menjadi korbannya. 

Sekilas tentang buku tersebut, buku tersebut adalah karangan Stephenie Meyer yang lebih dikenal sebagai pengarang buku Twilight. Tak tahu mana yang lebih dulu dikarangnya, yang jelas buku The Host adalah buku tertebal yang saya miliki, 770 halaman. Secara garis besar, buku ini bercerita tentang misi penyisipan makhluk asing ke dalam tubuh manusia. Secara garis besar cerita tentang Alien mungkin masuk artian "mirip" dengan buku ini. Namun tanpa ingin melakukan penghakiman dini, saya tetap meneruskan membaca.

Pagi ini, bab yang saya santap adalah bab 6 dan 7. Pada awalnya tak ada masalah dengan bacaan di bab tersebut, sampai akhirnya di akhir bab 7 saya menemukan pembatas buku yang tertera beberapa kalimat di dalamnya. Tanpa sengaja saya baca, "......Sanggupkah kau menolak mencintai? Sanggupkah kau belajar mematikan cinta yang takkan pernah menjadi milikmu selamanya? _The Host_" Sialan!!! Saya kembali mengumpat pagi ini, bagaimana bisa buku tentang penyisipan makhluk asing bisa berubah menjadi cerita cinta???
Tanpa menunggu lama, buku berat itu saya tutup dan saya simpan di bawah tempat tidur. Kembali langit-langit kamar menjadi satu-satunya benda yang saya lihat, dan saya hitung kembali. Hasilnya masih sama, lima belas kotak.
Sekelibat kembali teringat bahwa di dalam lemari saya menyimpan sebuah kotak berwarna biru berisi dua buah buku yang rencananya akan saya berikan kepada seseorang. Di dalamnya terdapat buku yang ingin saya baca sejak lama, "Perahu Kertas" karangan Dewi Lestari. Tanpa saya baca halaman belakang buku seperti yang biasa saya lakukan sejak masih SMP sebelum membaca buku, kali ini halaman pertama langsung saya baca tanpa banyak kompromi.

Tak ada masalah dengan halama pertama sampai awal bab dua. Hanya bercerita tentang seorang seniman muda yang tinggal di Belanda dan seorang wanita muda yang baru lulus SMA dari Jakarta. Tanpa disangka, wanita bersuara indah ini ternyata bisa menyulap sebuah rangkaian kalimat sederhana menjadi ringan dan bersahaja. Tidak kaku dan tidak pula menyalahi aturan berbahasa. Dua bab telah dihabiskan tanpa masalah, tanpa cerita cinta khususnya. Pun sampai pertengahan bab tiga. mata saya terhenti di kalimat "Di mata Ojos, Kugy yang cuek dan seenaknya terkadang menjadi pengingat bagi dirinya untuk bersikap santai dan terbuka bagi segala kejutan dalam hidup".  Namun seperti ungkapan yang telah saya dengar bahwa "cinta adalah bagian terbaik dari cerita apapun". Sehingga, di dunia ini tak ada satu pun cerita tanpa adegan cinta, bahkan Adolf Hitler dan Julius Caesar pun membubuhkan bagian ini dalam cerita hidup mereka. 

Akhirnya,,, kututup juga buku kedua ini. Saya benci cerita tentang cinta!!!!
"i found my piece of heaven the day that i found you" (Javier) masih belum berlaku buat saya









Agustus 31, 2009

Future is Man-made part II

diketik oleh si vigar duisternis |

Sepeninggal lenyapnya keinginan untuk menjadi seorang pilot, cukup lama tumbuhnya vaccuum of invention sampai saya masuk SMA. Sampai suatu saat, salah satu om saya mengatakan:  

"Gar, kalau mau jadi dokter itu harus bisa matematika, kimia, fisika dan biologi"

 (dalam hati saya berkata) : Kabeh weh!!! (semua dong kalo gitu, red!)

Secara tanpa sadar, sejak itu sedikit terbersit.. "Oh iya ya,, kenapa tidak jadi dokter saja nih". Saya akui saat ini, bahwa pernyataan saya saat itu sangat tidak worth it. Bukannya saya meng-underestimate-kan diri sendiri, tapi kok kesannya sangat tidak realistis saja. Tanpa melihat kekuatan fisik, psikologi serta yang paling penting --> MONETARY.. Walaupun pada akhirnya, keinginan saya tersebut tidak tercapai karena beberapa hal, khususnya pengukuran diri secara akademis yang sangat so far so bad lah.. ckckck

Untuk edisi ini,,, cita-cita saya ---> KATA OM!!

Agustus 30, 2009

The Future is Man-made part 1

diketik oleh si vigar duisternis |

Slogan "The Future is Man-made" hampir setiap hari saya baca di papan billboard superlebar setiap saya pulang kerja dari pabrik. Billboard tersebut bermaksud untuk menyampaikan pesan bahwa nasib dunia ini ada di tangan kita, mengingat kondisi bumi sekarang yang sudah benar-benar mengkhawatirkan. Cuma saja, slogan tersebut sedikit membuat saya bingung juga. Jika diartikan ke dalam bahasa Indonesia artinya "Masa depan ada di tangan kita". Wuiihhh.... ternyata bukan saya saja ternyata yang berpikiran seperti itu.

Berbicara tentang masa depan, saya jadi sedikit teringat tentang masa depan di masa lalu saya (nah lho bingung). Maksudnya, impian saya waktu saya kecil. So yesterday!!! Jika dihitung-hitung, cita-cita saya sudah berubah beberapa kali terhitung sejak saya masuk SD. Sesuai dengan kebanyakan anak pada usianya, cita-cita itu hanya ada lima, yaitu polisi, guru, dokter, pilot atau tentara. Selepasnya, jarang ada anak SD yang memiliki cita-cita bahwa dia ingin menjadi seorang CEO atau Engineer, dan kalau pun ada saya angkat topi sekaligus buka celana buat orang tuanya yang telah mencekoki anak-anak mereka dengan hal seperti itu sebelum waktunya.

Seingat saya, dulu sekali cita-cita saya adalah menjadi pilot, bukan karena saya senang ketinggian ataupun senang melihat film yang menayangkan adegan-adegan tentang kendaraan udara ini. Tapi lebih karena bahwa saya tidak memiliki ketertarikan terhadap empat pilihan lainnya. Namanya juga anak-anak. :) :) ;)

Tak disangka dan tak dinyana, pendirian saya ini bertahan sampai usia saya memasuki kepala satu. Setelah menonton iklan salah satu pasta gigi, sebut saja "PEPSODENT" (bukan merek sebenarnya), jika sedikit di-rekonstruksi adegannya adalah sebagai berikut:
 
Anak laki-laki: De, cita-cita kamu jadi apa??

Anak perempuan: Aku ingin jadi astronooooot... (sambil menunjuk poster bergambar astronot)

Anak laki-laki: Tapi kan astronot gigi-nya nggak boleh bolong

Anak perempuan: Aku kan pake pepsodent (sambil menunjukan kotak pepsodent sama kakaknya)

Melihat adegan menyedihkan itu, segera saya berlalu menuju orang tua untuk mendapatkan klarifikasi.

"Ma,, kok astronot giginya nggak boleh bolong??"

"Iya.. makanya rajin gosok gigi" (jawaban yang tidak relevan)

"Tapi kalo jadi pilot giginya mesti bolong kan??" (pertanyaan bodoh!!)

"Ya nggaklah, makanya ke dokter gigi!!"

Sejak itu, berakhirlah kisah cita-cita pilot saya, karena bagaimanapun dokter gigi lebih menyeramkan daripada tidak menjadi pilot. Edisi Cita-cita --> KARENA NGGAK ADA PILIHAN LAIN

Agustus 28, 2009

Jujur sekali. hags hags hags

diketik oleh si vigar duisternis |

Potret jujur pasangan suami istri Sebelum Menikah ....

Cowok : Akhirnya aku sudah menunggu saat ini tiba sejak lama

Cewek : Apakah kau rela kalau aku pergi ?

Cowok : Tentu Tidak!!Jangan pernah kau berpikiran seperti itu

Cewek : Apakah Kau mencintaiku ??

Cowok : Tentu !! Selamanya akan tetap begitu

Cewek : Apakah kau pernah selingkuh ??

Cowok : Amit-amit, nggak !! Aku tak akan pernah melakukan hal buruk itu

Cewek : Maukah kau menciumku ??

Cowok : Ya Cewek : Sayangku.... ...

( Sesudah 10 tahun nikah......................tinggal baca terbalik dari bawah ke atas !! )
Reply With Quote
__________________ *Ini saya dapat hasil copy-paste dari site lain,,, Dan pernyataan ini bisa dianggap sebagai disklaimisasi atas tulisan tersebut :)

Subscribe